Prinsip-prinsip Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

 

Portofolio Ke-5

 

Teori dan Strategi Pembelajaran Vokasi

Dosen Pengampu: Prof. Dr. Muchlas, M.T.

Penyusun : Kartikaningsih (2308049030)

 

 

Prinsip-prinsip Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

Bahan Kajian Strategi Teori dan Strategi Belajar Pendidikan Vokasi MPGV-UAD

Diadaptasi dari Rangkuman Dr. Johar Maknun, M.Si.

 Definisi Pendidikan

Menurut Dictionary of Education, Pendidikan adalah Proses yang dialami seseorang dalam mengembangkan kemampuan, sikap, dan bentuk-bentuk tingkah laku lainnya di dalam masyarakat di mana ia hidup. Proses sosial di mana seseorang terpengaruh oleh lingkungan yang terpilih dan terkontrol, khususnya yang datang dari sekolah, sehingga ia dapat memperoleh atau mengalami perkembangan kemampuan sosial dan individu yang optimum

Menurut Dictionary of Education, Pendidikan adalah:Proses yang dialami seseorang dalam mengembangkan kemampuan, sikap, dan bentuk-bentuk tingkah laku lainnya di dalam masyarakat di mana ia hidup. Proses sosial di mana seseorang terpengaruh oleh lingkungan yang terpilih dan terkontrol, khususnya yang datang dari sekolah, sehingga ia dapat memperoleh atau mengalami perkembangan kemampuan sosial dan individu yang optimum. 

Pendidikan Umum

  1. Di Indonesia terdapat 3 jenjang pendidikan: Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah, dan Pendidikan Tinggi.
  2. Pendidikan umum sangat dibutuhkan oleh semua peserta didik dan merupakan dasar pendidikan yang esensial bagi kehidupan mereka sebagai warganegara, oleh karena itu pendidikan umum dapat juga disebut pendidikan kehidupan atau Education for living
  1. Pendidikan umum menerima siapa saja yang ingin dididik tanpa mempertimbangkan minat atau bakat atau keadaan fisik peserta didik. Pendidikan ini tidak mempersiapkan peserta didik untuk bekerja, tetapi mereka dipersiapkan dengan sejumlah wawasan pengetahuan sebagai bekal untuk masuk ke jenjang yang lebih tinggi. Dengan perkataan lain, pendidikan umum berfungsi untuk mengembangkan kemampuan peserta didik, yaitu: sikap, pengetahuan, keterampilan secara umum, serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan yang lebih tinggi. 

Pendidikan Kejuruan

Pendidikan kejuruan adalah bagian dari pendidikan yang mencetak individu agar dia dapat bekerja pada kelompok tertentu (Evan, 1978) Pendidikan kejuruan suatu program yang berada di bawah pendidikan tinggi yang diorganisasi menyiapkan peserta didik untuk memasuki dunia kerja tertentu atau meningkatkan pekerjaan dalam dunia kerja (Good, 1959)

Pendidikan kejuruan bermaksud menyiapkan peserta didik untuk memasuki lapangan kerja tingkat menengah tertentu yang sesuai dengan tuntutan yang dipersyaratkan oleh dunia kerja, dan memberikan bekal kepada peserta didik untuk mengembangkan dirinya. Oleh karena pendidikan kejuruan pada dasarnya mengarahkan peserta didik pada bidang tertentu melalui suatu organisasi, tentulah hasil pendidikan ini dapat dipakai sebagai bekal mencari kehidupan atau nafkah. Pendidikan ini dapat juga dinamakan: Education for earning a living

Seperti kata Prosser (1949) bahwa: “education as preparation for society as it is”, yang mengandung arti adanya pembudayaan (alkulturasi), dan hal ini berbeda dengan gagasan Dewey (1900) yakni “education is preparation to change for society” atau pendidikan justru akan merubah masyarakat. Namun di dalam masyarakat, pendapat kedua pakar itu dibutuhkan semua. Menurut Prof. Slamet PH, bahwa di samping kedua hal tersebut pendidikan juga bertugas untuk menumbuhkan kemampuan untuk beralkulturasi secara kritis.

Terdapat tiga istilah terkait  pendidikan khusus ini, yaitu pendidikan teknologi (technical education), pendidikan kejuruan (vocational education), dan pendidikan karir (career education). Dalam hal ini Wenrich (1974) menambahkan satu istilah lagi yaitu pendidikan profesional (professional education). Untuk yang terakhir ini dapat mencakup pendidikan calon dokter, calon insinyur, calon ahli hukum, ahli kerja social, dll.

Pendidikan teknologi yang dibedakan dari pendidikan kejuruan, sebenarnya menyangkut untuk siapa pendidikan itu diperuntukkan. Pendidikan teknologi disediakan untuk para lulusan pasca sekolah menengah atau sederajat (post-secondary), sedangkan pendidikan kejuruan adalah untuk sekolah menengah, sedangkan pendidikan profesional merupakan pendidikan tingkat universitas.

Pendidikan karir mempunyai arti yang lebih luas dari pendidikan khusus. Pendidikan karir merupakan proses pengembangan sejak masa kanak-kanak, yakni pada waktu mereka menduduki taman kanak-kanak. Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan khusus/spesial yang sangat penting dalam suatu masyarakat umum, maupun masyarakat dunia usaha/pasar kerja. Lembaga mempersiapkan tenaga kerja selaras dengan adanya tuntutan masyarakat akan adanya kerja. Manusia menuntut adanya pekerjaan karena adanya kebutuhan (need), perlu aktivitas, kebebasan, kekuasaan, pengakuan social dan rasa senang.

Fraser mengatakan bahwa manusia terdorong kerja karena adanya tiga aspek, yaitu: material, kerja sama, dan jati diri (ego). Maslow (1994) menyatakan bahwa dorongan untuk kerja karena psikologi, keamanan, rasa memiliki, dan cinta, kepentingan-respek harga diri serta kebebasan, ingin informasi, mengerti, kecintaan dan keindahan aktivitas pribadi. Sedemikian mendesaknya manusia akan perlunya kerja, dapat diartikan sedemikian mendesaknya manusia akan keberadaan pendidikan untuk persiapan kerja.

Helmut Nolker & Schoenfield :” Masalah besar yang dihadapi generasi muda Indonesia pada waktu mendatang adalah lapangan kerja, dimana mereka dapat berkembang menjadi manusia dewasa. Hanya sedekit orang muda, lewat pendidikan di dalam dan di luar negeri, berhasil menduduki posisi sentral di dalam berbagai lembaga kemasyarakatan dan di bidang profesional. Sedangkan sisanya harus berusaha dengan berbagai cara meningkatkan keterampilan di berbagai bidang usaha agar bisa bertahan menghadapi tantangan kehidupan. Pendidikan kejuruan merupakan bantuan yang sangat berharga bagi generasi muda untuk berpartisipasi dalam kehidupan majemuk; penuh dengan spesialisasi dan diversifikasi.

Slamet PH (1990) memberi penjelasan tentang arti pentingnya pendidikan kejuruan bagi Peserta didik, adalah untuk:

  1. persiapan untuk kerja
  2. perbaikan konsep diri
  3. pengembangan kepemimpinan
  4. persiapan untuk belajar lebih lanjut
  5. memberi dasar untuk mencari penghasilan
  6. persiapan karir lebih lanjut
  7. penyesuaian terhadap perubahan. 

Hubungan Pendidikan Kejuruan dan Pendidikan Umum 

      Pendidikan kejuruan atau vocational education dan pendidikan umum atau practical arts education, sering juga disebut “special education” (pendidikan khusus) dan “general education” (pendidikan umum), keduanya sangat penting dalam penyediaan tenaga kerja.

      Pendidikan umum didefinisikan sebagai pendidikan dalam rangka membekali peserta didik di dalam mendapatkan pengetahuan yang bersifat umum untuk kehidupan manusia. Sedangkan pendidikan kejuruan didefinisikan sebagai pendidikan khusus yang memberikan pengalaman langsung pada peserta didik, terutama bagi yang berminat dalam hal berbagai bidang khusus atau pada bidang kejurua. 

Prinsip-prinsip Pendidikan Kejuruan 

Miller (1986): sangat diutamakan terhadap filosofinya America Vocational Association  (1974): filosofi pada kualitas program pendidikan kejuruan adalah meliputi prinsip, isu-isu, konsep, dan dasar- dasar pertimbangan yang dihubungkan dengan pendidikan kejuruan pada umumnya.

Prinsip pendidikan kejuruan didefinisikan sebagai generalisasi untuk menyiapkan dan pelayanan arahan untuk program dan konstruksi kurikulum, evaluasi, seleksi praktik instruksional, dan kebijakan pembangunan. Dengan kata lain: para praktisi pendidikan kejuruan dapat merencanakan/membuat program dan kurikulum pendidikan, evaluasi, dan proses pembelajaran maupun kebijaksanaan lain yang dikembangkan berdasarkan kepentingan dan perkembangan zaman atau IPTEK.

Prinsip pendidikan kejuruan menurut Barlow (1974):

  1. dikembangkan dan diselenggarakan untuk warganegara
  2. disediakan melalui pendidikan secara umum
  3. variabel pendidikan kejuruan dibuat untuk semua
  4. Integrasi teori dan praktek di dalam pendidikan kejuruan
  5. Melibatkan pemberi kerja di dalam program kejuruan
  6. Melibatkan pemerintah secara umum di dalam pendidikan kejuruan, khususnya dalam penetapan standard yang diinginkan dan pemerintah menyediakan dana untuk program
  7. Menyediakan penguasaan belajar (mastery learning) dan instruksi secara individual.

Prinsip pendidikan kejuruan menurut Miller (1986) Bimbingan merupakan unsur penting dalam pendidikan kejuruan.  Lebih jauh dari itu dengan bimbingan melalui pendidikan kejuruan dapat diberikan bimbingan dan tuntunan kepada masyarakat dalam rangka hidup dan kehidupannya.

Belajar seumur hidup dipromosikan melalui pendidikan kejuruan. Prinsip belajar seumur hidup atau secara terus menerus dapat ditingkatkan melalui pendidikan kejuruan. Dengan adanya perkembangan IPTEK dan perubahan zaman, melalui pendidikan kejuruan masyarakat akan selalu dapat menyesuaikan, mengantisipasi dan adaptif.

Pendidikan kejuruan terbuka bagi semua. Pendidikan ini terbuka untuk semua masyarakat tanpa kecuali, tanpa membedakan yang kaya atau miskin, pria ataupun wanita. Hal ini senada dengan Prosser, Snedden, Dewey, Gompers, dan lain-lain yang mengatakan : “....... Pendidikan kejuruan sangat potensial untuk menjadikan pendidikan masyarakat lebih demokrasi” Pendidikan kejuruan memberikan kebebasan individu/masyarakat untuk menentukan alternatif pilihan pendidikannya maupun keahliannya sesuai dengan minat, bakat, dan kemampuan yang dimiliki, dan dikatakan pula “...... vocational education is intended to serve people of all ages

Kebutuhan masyarakat dicerminkan oleh program pendidikan kejuruan. Segala kebutuhan masyarakat akan terpenuhi oleh pendidikan kejuruan, baik untuk kepentingan individu, masyarakat, maupun nasional. Hal ini tergambarkan dari pendapat Presiden National Metal Trades Association:
Kebutuhan dari pendidikan kejuruan di Amerika sangat besar, dan efisiensi industri masa depan dapat berkembang secara hebat melalui sistem pelatihan kejuruan (vocational training)

Penempatan di dalam langkah berikutnya adalah suatu tanggung jawab pendidikan kejuruan. Pendidikan kejuruan lebih bertanggungjawab dalam mencetak dan membentuk individu/masyarakat untuk dapat menduduki atau menempati di dalam berbagai bidang pekerjaan atau jabatan di dalam hidupnya. Asumsi dari pernyataan ini dikemukakan oleh Miller sebagai berikut: “Pendidikan kejuruan secara umum, kurang lebih merupakan format penawaran bimbingan lapangan kerja dan tindakan penempatan tenaga kerja untuk lulusan mereka”.

Perbedaan peran pendidikan jenis kelamin dipromosikan melalui pendidikan kejuruan. Melalui pendidikan kejuruan dapat menghilangkan anggapan yang salah terhadap pendapat yang mengatakan bahwa pendidikan kejuruan hanya untuk kaum pria saja. Sesuai prinsip bahwa pendidikan kejuruan tidak membedakan kaum pria dan wanita, memberikan kesempatan bagi semua orang untuk mendapatkan pendidikan tersebut. Prinsip ini pada kenyataannya di dunia usaha/industri banyak memerlukan tenaga kerja baik pria maupun wanita dengan keterampilan dan pengetahuan yang memadai. Pekerjaan-pekerjaan tertentu malah memerlukan tingkat ketelitian, kesabaran,kecermatan maupun kehalusan yang tinggi, hal ini memerlukan tenaga wanita yang berasal dari pendidikan kejuruan.

Individu dengan kebutuhan khusus dilayani melalui pendidikan kejuruan.
Setiap individu/masyarakat mempunyai keinginan atau kebutuhan yang khusus yang saling berbeda dengan yang lainnya. Pendidikan kejuruan menawarkan berbagai program sesuai dengan kebutuhan tersebut.

Organisasi siswa adalah suatu corak pendidikan kejuruan integral.
Melalui pendidikan kejuruan dapat dibentuk berbagai macam kelompok peserta didik yang terorganisir secara melembaga. Dalam pendidikan kejuruan dapat dibeda-bedakan antara lain: pendidikan/sekolah teknik, bidang kedokteran, bisnis, ekonomi, pertanian, kehutanan, industri, managemen, dan lain sebagainya. “ pada dasarnya semua jenis pendidikan apapun tidak lain adalah pendidikan kejuruan juga”.

Guru pendidikan kejuruan merupakan komponen guru profesi dan guru jabatan. Guru merupakan komponen utama dalam pendidikan kejuruan, di samping komponen lain yang harus ada, seperti:

      guru harus berkompeten secara khusus dibidang yang akan diajar

      guru harus mengetahui bagaimana cara memberi pengajaran

      guru harus berhadapan dengan suatu kelompok permasalahan yang melibatkan pengetahuan siswa dan bisa dihadapi secara khusus.

guru harus mempunyai suatu pengalaman mendidik yang luas

Suatu etos kerja (work ethic) dipromosikan melalui pendidikan kejuruan. Menurut Slamet PH, etos (ethic) dapat diinterpretasikan sebagai kebiasaan, kecenderungan modal, sikap terhadap sesuatu, atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang. Jadi etos kerja dapat diartikan sebagai kebiasaan kerja, kecendrungan modal kerja atau pandangan hidup tentang kerja. Sehingga dapat dikatakan semakin tinggi etos kerja seseorang akan semakin tinggi dalam prestasi kerjanya. Melalui pendidikan kejuruan, seseorang dapat meningkatkan etos kerjanya, prestasi kerjanya, dan akhirnya dapat menunjukkan produktivitas yang tinggi. Oleh karena itu dalam pendidikan kejuruan, di samping menekankan segi skill, tetapi juga segi afektif dan knowlegde pada umumnya. Di mana hal tersebut pada pendidikan non kejuruan tidak akan dijumpai.

1.  Kesadaran akan karir. Kesadaran akan karir merupakan bagian penting dalam pendidikan kejuruan khusunya pada proses awal pendidikan itu sendiri.

2.  Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan yang menyeluruh dan merupakan bagian dari masyarakat (public system)

3. Kurikulum dalam pendidikan kejuruan berdasarkan atas kebutuhan-kebutuhan dunia kerja/dunia industri.

4.    Jabatan atau pekerjaan dalam kelompok/keluarga sebagai salah satu pengembangan kurikulum pendidikan kejuruan khususnya pada tingkat menengah.

5.     Inovasi merupakan bagian yang sangat ditekankan dalam pendidikan kejuruan

6.      Seseorang dipersiapkan untuk dapat memasuki dunia kerja melalui pendidikan kejuruan.

7.      Keselamatan merupakan unsur penting dalam pendidikan kejuruan.

8. Pengawasan dan meningkatan pengalaman okupasi/pekerjaan dapat diberikan melalui pendidikan     kejuruan.

 

Referensi :

Materi kuliah Teori dan Strategi Pembelajaran Vokasi dosen Pengampu: Prof. Dr. Muchlas, M.T.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Model Instruksional Dick dan Carey

Sistem Pendidikan Vokasi di Inggris