Metodologi Pembelajaran Kejuruan

 

Portofolio Ke-7

 

Teori dan Strategi Pembelajaran Vokasi

Dosen Pengampu: Prof. Dr. Muchlas, M.T.

 

Penyusun : Kartikaningsih (2308049030)

 

METODOLOGI PEMBELAJARAN KEJURUAN

PEMBELAJARAN BERBASIS KERJA


  Menurut Raelin (2008:2) terdapat tiga elemen penting dalam pembelajaran berbasis kerja, yaitu:

(1) dilihat dari belajar, sebagai hasil yang diperoleh dari teori dan tugas-tugas  

praktek yang dikerjakan,

(2) dilihat dari penciptaan dan pemanfaatan pengetahuan, sebagai suatu kegiatan yang menyatu, dimana kegiatan belajar tersebut menjadi pekerjaan setiap orang,

(3) dilihat dari peserta didik, yang menunjukkan ketangkasan dalam belajar, yang membebaskan mereka bertanya dan berasumsi selama kegiatan praktek.Pembelajaran Berbasis Kerja: Solusi Tepat untuk SMK

Pembelajaran berbasis kerja (PBK) menawarkan strategi pengembangan sumber daya manusia dengan karakteristik yang sangat bermanfaat, terutama dalam konteks pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Karakteristik PBK seperti keterkaitan erat dengan kebutuhan, keterlibatan langsung staf multi-tingkatan, pembelajaran kontekstual di tempat kerja, transfer belajar yang cepat, fleksibilitas, dan efisiensi biaya menjadikannya solusi tepat untuk mengatasi permasalahan penguasaan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja di kalangan peserta didik SMK.

            Pembelajaran Berbasis Kerja menghubungkan pembelajaran dengan kebutuhan nyata industri, memastikan bahwa materi pembelajaran relevan dengan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan dunia kerja. Keterlibatan aktif staf dari berbagai tingkatan, mulai dari supervisor hingga pekerja lapangan, memberikan wawasan dan pengalaman praktis kepada peserta didik. Kegiatan belajar di lingkungan kerja yang sesungguhnya memungkinkan mereka untuk langsung menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam situasi nyata. Pengalaman langsung ini mempercepat proses transfer belajar, meningkatkan retensi informasi dan kemampuan penerapannya.

            Fleksibilitas PBK dalam hal waktu, tempat, dan keterlibatan staf memungkinkan penyesuaian dengan kebutuhan dan situasi individual peserta didik. Selain itu, PBK dapat menghemat waktu dan biaya dibandingkan dengan metode pembelajaran tradisional karena memanfaatkan sumber daya yang tersedia di tempat kerja.

            Penerapan PBK secara efektif di SMK dapat menghasilkan lulusan yang kompeten dan siap bersaing di pasar kerja yang dinamis. Lulusan SMK yang terbiasa mengerjakan tugas sekolah sama dengan mengerjakan tugas industri atau dunia kerja akan memiliki kemampuan dan keterampilan yang dibutuhkan oleh industri, sehingga mereka akan lebih mudah diterima bekerja dan beradaptasi dengan lingkungan kerja.

            Pembelajaran Berbasis Kerja di sebut juga dengan istilah WBL, ternyata WBL banyak dampak positif dan signifikan bagi para pesertanya seperti yang diterapkan di Amerika Serikat diantaranya :
·WBL membantu siswa menerapkan dan memperluas pembelajaran di kelas, meningkatkan motivasi dan pemahaman, mengeksplorasi karir, dan mengembangkan pemahaman kritis terhadap lingkungan kerja ( Brown, 2003 ; Kenny, Walsh-Blair, Blustein, Bempechat, & Seltzer, 2010 ; Stern, Rahn,&Chung,1998 ).
· WBL dapat memfasilitasi kesiapan kerja ( Halpern, 2006 ; Phillips, Blustein, Jobin-Davis, dan White 2002 )
· WBL meningkatkan keterampilan dan pengetahuan terkait pekerjaan ( Halpern, 2006 ; Hughes, Moore,&Bailey,1999 )
· WBL meningkatkan kehadiran sekolah dan mengurangi angka putus sekolah ( Hughes, Bailey, & Mechur,2001 )
· Menempatkan siswa dalam suatu bisnis sebagai bagian dari pelatihan mereka adalah metode yang hemat biaya dalam mempersiapkan siswa untuk berkarir karena mengajarkan praktik terkini dengan teknologi terkini dan budaya tempat kerja ( Stern, Rahn, & Chung, 1998 )

Pembelajaran berbasis kerja (Work-Based Learning/WBL) merupakan pendekatan pendidikan yang menghubungkan pembelajaran di kelas dengan pengalaman kerja nyata di dunia kerja. WBL memungkinkan peserta didik untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang telah mereka pelajari dalam konteks yang sesungguhnya, sehingga mereka dapat lebih siap untuk memasuki dunia kerja setelah lulus.

Pembelajaran berbasis kerja menawarkan strategi pengembangan sumber daya yang memiliki karakteristik sebagai berikut:

(a) pembelajaran terkait erat dengan kebutuhan,

(b) keterlibatan langsung dengan staff di semua tingkatan,

(c) pembelajaran kontektual di tempat kerja,

(d) transfer belajar cenderung lebih cepat dan tinggi,

(e) fleksibilitas dalam hal waktu, tempat dan keterlibatan staff, dan

(f) tidak menghabiskan waktu dan biaya. Di samping

pembelajaran berbasis kerja dapat digunakan sebagai salah satu instrumen

untuk mengatasi permasalahan peserta didik Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dalam hal

penguasaan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. Sehingga anak - anak terbiasa mengerjakan tugas sekolah sama dengan mengerjakan tugas industri atau dunia kerja.

Manfaat Pembelajaran Berbasis Kerja (WorkBased Learning) Pendekatan pembelajaran berbasis kerja diturunkan dari premis bahwa setting pembelajaran pada konteks tempat kerja yang riil tidak hanya membuat pembelajaran akademik  lebih mudah dicerna para peserta didik tetapi juga meningkatkan engagement  in  schooling  industri/tempat  kerja  (Wonacott,  2002; Medhat,  2008). Aktivitas  sekolah membantu memperkuat dan memperluas pembelajaran  yang  dicapai pada tempat kerja  sementara peserta  didik  mengembangkan  sikap,  pengetahuan, dan keterampilan dari pengalaman  dua  tempat  (sekolah  &  tempat  kerja/industri) dan memungkinkan tersambung pembelajaran dengan real-life work activities (Lynch & Harnis, 1998). 

Pembelajaran Berbasis Kerja (PBK) memiliki banyak manfaat, ada beberapa tantangan atau masalah yang dapat muncul dalam menerapkan pendekatan ini diantaranya: Sumber Daya Terbatas,Keterbatasan Akses ke Tempat Kerja, Kesulitan Mengintegrasikan Kurikulum, Pemantauan dan Evaluasi, Keselamatan dan Keamanan,Konsistensi dan Kualitas Pengalaman Kerja,Kesulitan dalam Pengorganisasian dan Keterlibatan Industri.

 

Referensi :

Sofyan, Herminato, 2015. Metodologi Pembelajaran Kejuruan. Yogyakarta : UNY Press

Hasil diskusi kelompok “Pembelajaran Berbasis Kerja” dengan anggota : Asep Semiadi Gunawan, Kartikaningsih, Reni Rahmasari.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Prinsip-prinsip Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

Model Instruksional Dick dan Carey

Sistem Pendidikan Vokasi di Inggris